Minggu, 21 Juni 2015

TaskGenies: Automatically Providing Action Plans Helps People Complete Tasks

Penulis:
Nicolas Kokkalis, Thomas Köhn, Johannes Huebner, Moontale Lee, Florian Schulze, and Scott R. Klemmer, Stanford University


Sumber:

Abstract:
People complete tasks more quickly when they have concrete plans. However, they often fail to create such action plans. (How) can systems provide these concrete steps automatically? This article demonstrates that these benefits can also be realized when these plans are created by others or reused from similar tasks. Four experiments test these approaches, finding that people indeed complete more tasks when they receive externally-created action plans. To automatically provide plans, we introduce the Genies workflow that combines benefits of crowd wisdom, collaborative refinement, and automation. We demonstrate and evaluate this approach through the TaskGenies system, and introduce an NLP similarity algorithm for reusing plans. We demonstrate that it is possible for people to create action plans for others, and we show that it can be cost effective.

Pengulas:
Hikmat Rachmatia (G64120098)

Ulasan:
Paper ini mengenalkan sebuah aplikasi yang  bernama TaskGenies yang mampu menyediakan action plans secara otomatis serta bagaiman pengaruh ketersedian action plans  tersebut untuk pengguna dalam menyelesaikan suatu tugas. Salah satu contoh tugas beserta action plan­-nya adalah, misal tugas/task adalah melakukan olahraga lebih rutin maka action plan untuk menyelesaikan tugas tersebut adalah: mencari teman untuk bisa olah raga bersama, mendaftar menjadi member suatu gym, membuat jadwal olah raga rutin mingguan, memulai olah raga pada hari Senin besok, dan mematuhi segala jadwal yang telah dibuat
 Pada bagian Introduction penulis  menyampaikan bahwa orang-orang dapat menyelesaikan tugas mereka lebih cepat bila terdapat perencanaan yang konkret untuk menyelesaiikan tugas tersebut berdasarkan hasil penelitian yang ada. Berdasarkan hal tersebut dirancanglah sebuah sistem yang mampu menyediakan action plans secara otomatis untuk pengguna dalam menyelesaikan tugas yang ingin diselesaikan. Action plans yang ada didapatkan dari crowd-source, artinya terdapat pembuat action plans dari banyak orang berbasis komunitas.
Selain berdasarkan hal di atas, sistem ini dibuat berdasarkan beberapa hipotesis yang diajukan oleh penulis. Hipotesi pertama menyatakan bahwa penyediaan action plans secara otomatis dapat meningkatkan task completion rate sehingga dapat membantu orang-orang untuk menelesaikan tugas yang lebih banyak. Hal ini bisa terjadi karena orang-orang mendapatkan suatu taktik atau pandangan yang dapat membantu mereka menyelesaikan suatu tugas, dibandingkan dengan mereke harus membuat perencanaan sendiri untuk menyelesaikan tugasnya. Kemudian hipotesis yang kedua adalah penyediaan action plans secara otomatis lebih terasa keuntungannya bila tugas-tugas yang harus diselesaikan cukup rumit dan merupakan lingering tasks. Selain itu, agar lebih efektif bagi plan creator, maka seharusnya tugas yang ada didefinisiakn dengan kata-kata yang jelas dan seminimum mungkin penggunaan pengetahuan yang bersifat kontekstual. Untuk menguji beberapa hipotesis awal ini dilakukan sebuah experimen membandingkan task completion rate dari tiga kondisi orang-orang yaitu Crowd group dimana sekumpulan orang yang tak diketahui (anonymous) menyediakan action plans untuk para partisipan. Yang kedua adalah Control Group, yiatu grup tanpa disediakan action plans. Yang terakhir adalah Prompt group, Prompt group, yaitu grup yang diminta untuk membuat action plans untuk diri mereka sendiri. Hasilnya Crowd group secara signifikan meningkatkan completion rate para partisipan.
Hipotesis selanjutnya adalah community-created plans juga membantu orang-orang menyelesaikan tugas lebih banyak. Maksud dari community-created plans adalah sekumpulan orang yang satu sama lain saling membuat perencanaan untuk penyelesaian tugas-tugas mereka. Untuk menguji hipotesis ini, dilakukan experimen yang hampir sama untuk mengukur task completion rate dan tingkat kontribusi terhadap dua grup yaitu community group dan control group. Hasilnya community condition melampaui control condition dalam hal task completion rate, namun partisipan Community group tidak menghasilkan action plans sebanyak yang diharapkan.
Kemudian hipotesis selanjutnya adalah Reusability Hypothesis yang menyatakan bahwa action plan yang sama dapat membantu orang lain menyelesaikan tugas yang mirip. Hipotesis ini diuji dengan melakukan experimen yang hampir sama dengan mengukur task completion rates dari partisipan yang berasal dari dua grup yaitu Recycle group dan Control group. Experimen ini pun selanjutnya lebih jauh melihat seberapa besar pengurangan beban kerja sistem dengan adanya penggunaan kembali action plans yang sudah ada secara algoritme. Algoritme yang didisain melakukan pemilihan action plan berdasarkan kemiripan tugas terhadapa corpus tugas dengan action plan yang ada. Hasilnya adalah Recycle group menyelesaikan tugas lebih banyak dibandingkan dengan Control group. Dari hasil experimen Community dan Recycle menunjukkan bahwa bagaimana penyediaan action plan dapat membantu dan menjangkau sejumlah besar orang.

Berdasarkan hipotesis yang sudah teruji di atas, maka dibuatlah sebuah sistem yang bernama TaskGenies yang mempu menyediakan action plan untuk membantu menyelesaikan tugas, dimana action plan didapat dari crowdsource yang berbasis komunitas satu sama lain berkontribusi membuat action plan untuk menyelesaikan tugas. Untuk mengurangi beban kerja sistem diterapakan Natural Language Processing guna melakukan identifikasi terhadap tugas-tugas yang mirip dan menggunakan ulang action plan yang sudah ada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar