Nicolas Kokkalis, Thomas Köhn, Johannes Huebner, Moontale Lee, Florian Schulze, and Scott R. Klemmer, Stanford University
Sumber:
Abstract:
People complete tasks more quickly when
they have concrete plans. However, they often fail to create such action plans.
(How) can systems provide these concrete steps automatically? This article
demonstrates that these benefits can also be realized when these plans are
created by others or reused from similar tasks. Four experiments test these
approaches, finding that people indeed complete more tasks when they receive externally-created
action plans. To automatically provide plans, we introduce the Genies workflow
that combines benefits of crowd wisdom, collaborative refinement, and automation.
We demonstrate and evaluate this approach through the TaskGenies system, and
introduce an NLP similarity algorithm for reusing plans. We demonstrate that it
is possible for people to create action plans for others, and we show that it
can be cost effective.
Pengulas:
Hikmat Rachmatia (G64120098)
Ulasan:
Paper ini mengenalkan
sebuah aplikasi yang bernama TaskGenies
yang mampu menyediakan action plans
secara otomatis serta bagaiman pengaruh ketersedian action plans tersebut untuk
pengguna dalam menyelesaikan suatu tugas. Salah satu contoh tugas beserta action plan-nya adalah, misal tugas/task adalah melakukan olahraga lebih rutin maka action
plan untuk menyelesaikan tugas tersebut adalah: mencari teman untuk bisa
olah raga bersama, mendaftar menjadi member suatu gym, membuat jadwal olah raga
rutin mingguan, memulai olah raga pada hari Senin besok, dan mematuhi segala
jadwal yang telah dibuat
Pada bagian Introduction penulis
menyampaikan bahwa orang-orang dapat menyelesaikan tugas mereka lebih
cepat bila terdapat perencanaan yang konkret untuk menyelesaiikan tugas
tersebut berdasarkan hasil penelitian yang ada. Berdasarkan hal tersebut
dirancanglah sebuah sistem yang mampu menyediakan action plans secara otomatis untuk pengguna dalam menyelesaikan
tugas yang ingin diselesaikan. Action
plans yang ada didapatkan dari crowd-source,
artinya terdapat pembuat action plans dari
banyak orang berbasis komunitas.
Selain
berdasarkan hal di atas, sistem ini dibuat berdasarkan beberapa hipotesis yang
diajukan oleh penulis. Hipotesi pertama menyatakan bahwa penyediaan action plans secara otomatis dapat
meningkatkan task completion rate
sehingga dapat membantu orang-orang untuk menelesaikan tugas yang lebih banyak.
Hal ini bisa terjadi karena orang-orang mendapatkan suatu taktik atau pandangan
yang dapat membantu mereka menyelesaikan suatu tugas, dibandingkan dengan
mereke harus membuat perencanaan sendiri untuk menyelesaikan tugasnya. Kemudian
hipotesis yang kedua adalah penyediaan action
plans secara otomatis lebih terasa keuntungannya bila tugas-tugas yang
harus diselesaikan cukup rumit dan merupakan lingering tasks. Selain itu, agar lebih efektif bagi plan creator, maka seharusnya tugas yang
ada didefinisiakn dengan kata-kata yang jelas dan seminimum mungkin penggunaan
pengetahuan yang bersifat kontekstual. Untuk menguji beberapa hipotesis awal
ini dilakukan sebuah experimen membandingkan task completion rate dari tiga kondisi orang-orang yaitu Crowd group dimana sekumpulan orang yang
tak diketahui (anonymous) menyediakan action
plans untuk para partisipan. Yang kedua adalah Control Group, yiatu grup tanpa disediakan action plans. Yang terakhir adalah Prompt group, Prompt group, yaitu grup yang diminta untuk membuat action plans untuk diri mereka sendiri.
Hasilnya Crowd group secara
signifikan meningkatkan completion rate para
partisipan.
Hipotesis
selanjutnya adalah community-created
plans juga membantu orang-orang menyelesaikan tugas lebih banyak. Maksud
dari community-created plans adalah
sekumpulan orang yang satu sama lain saling membuat perencanaan untuk
penyelesaian tugas-tugas mereka. Untuk menguji hipotesis ini, dilakukan
experimen yang hampir sama untuk mengukur task
completion rate dan tingkat kontribusi terhadap dua grup yaitu community group dan control group. Hasilnya community
condition melampaui control condition
dalam hal task completion rate, namun
partisipan Community group tidak
menghasilkan action plans sebanyak
yang diharapkan.
Kemudian
hipotesis selanjutnya adalah Reusability
Hypothesis yang menyatakan bahwa action
plan yang sama dapat membantu orang lain menyelesaikan tugas yang mirip.
Hipotesis ini diuji dengan melakukan experimen yang hampir sama dengan mengukur
task completion rates dari partisipan
yang berasal dari dua grup yaitu Recycle
group dan Control group. Experimen
ini pun selanjutnya lebih jauh melihat seberapa besar pengurangan beban kerja
sistem dengan adanya penggunaan kembali action
plans yang sudah ada secara algoritme. Algoritme yang didisain melakukan
pemilihan action plan berdasarkan
kemiripan tugas terhadapa corpus tugas
dengan action plan yang ada. Hasilnya
adalah Recycle group menyelesaikan
tugas lebih banyak dibandingkan dengan Control
group. Dari hasil experimen Community
dan Recycle menunjukkan bahwa
bagaimana penyediaan action plan dapat
membantu dan menjangkau sejumlah besar orang.
Berdasarkan
hipotesis yang sudah teruji di atas, maka dibuatlah sebuah sistem yang bernama
TaskGenies yang mempu menyediakan action
plan untuk membantu menyelesaikan tugas, dimana action plan didapat dari crowdsource
yang berbasis komunitas satu sama lain berkontribusi membuat action plan untuk menyelesaikan tugas.
Untuk mengurangi beban kerja sistem diterapakan Natural Language Processing guna melakukan identifikasi terhadap
tugas-tugas yang mirip dan menggunakan ulang action plan yang sudah ada.